Webinar Nasional : Membangun Fondasi Keterampilan 21st Century Dengan Computational Thinking Berbasis Nilai Spiritual untuk Anak Usia Dini

Surabaya, 12 Desember 2024 – Program Studi S2 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) sukses menyelenggarakan webinar nasional bertema “Membangun Fondasi Keterampilan 21st Century dengan Computational Thinking Berbasis Nilai Spiritual untuk Anak Usia Dini”. Acara yang digelar secara daring melalui platform Zoom ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 13.00 WIB dan diikuti oleh lebih dari 74 peserta yang berasal dari berbagai kalangan, termasuk pendidik, mahasiswa, orang tua, dan pemerhati pendidikan anak usia dini di seluruh Indonesia.
Acara dibuka secara resmi oleh Koordinator Program Studi S2 PAUD UNESA, Dr. Ruqoiyyah Fitri, M.Pd., yang menyampaikan apresiasi kepada para peserta dan narasumber atas partisipasi aktif mereka. “Tema webinar ini dipilih karena pendidikan anak usia dini adalah fondasi penting dalam membentuk generasi unggul di masa depan. Melalui perpaduan keterampilan abad 21, computational thinking, dan nilai spiritual, kami berharap anak-anak Indonesia mampu menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam nilai moral dan spiritual,” tutur Dr. Ruqoyyah.
Webinar ini menghadirkan tiga narasumber yang ahli di bidangnya. Sesi pertama dimulai dengan paparan dari Dina Rahmawati, S.Pd., yang menyampaikan materi berjudul “Keterampilan Anak Usia Dini di Abad 21”. Dalam paparannya, Dia menekankan pentingnya Kompetensi Dimensi yaitu Dimensi Pengetahuan (knowledge), Dimensi Keterampilan (Skill), Dimensi Nilai dan Sikap ( Value and Attitude), dan Dimensi Tindakan (Action). “Kompetensi Dimensi ini tidak hanya dibutuhkan di masa depan, tetapi juga relevan untuk membangun kepercayaan diri anak dan kemampuannya berinteraksi dengan lingkungan sejak dini,” ungkap Dia. Ia juga memaparkan berbagai strategi yang dapat dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam mengintegrasikan pembelajaran berbasis 4C di kehidupan sehari-hari anak.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Siti Rohmah, S.E., S.Pd., yang membahas topik “Computational Thinking untuk Anak Usia Dini”. Dalam penyampaiannya, Siti Rohmah menjelaskan bahwa computational thinking adalah keterampilan yang membantu anak-anak memahami cara menyelesaikan masalah melalui pola pikir logis, terstruktur, dan sistematis. “Meski anak usia dini belum terpapar teknologi secara langsung, mereka sudah dapat dilatih kemampuan berpikir seperti ini melalui permainan, seperti menyusun balok, teka-teki, atau permainan logika sederhana,” jelasnya. Siti Rohmah juga menekankan bahwa pendekatan ini tidak hanya melatih otak anak untuk berpikir kritis, tetapi juga membentuk kebiasaan positif dalam menghadapi tantangan.
Sesi terakhir yang tidak kalah penting disampaikan oleh Izza Ikromatus, S.Pd., dengan materi bertajuk “Nilai Spiritual Anak Usia Dini”. Izza mengungkapkan bahwa pendidikan nilai spiritual sangat penting di era modern yang serba digital ini. “Anak-anak di usia dini membutuhkan bimbingan untuk memahami nilai-nilai seperti kejujuran, rasa syukur, dan kasih sayang. Hal ini dapat diajarkan melalui pembiasaan sehari-hari, cerita-cerita moral, maupun kegiatan refleksi sederhana seperti doa bersama,” ujarnya. Izza juga menekankan bahwa nilai spiritual ini akan menjadi landasan kuat dalam pembentukan karakter anak di masa depan.
Antusiasme Peserta dan Relevansi Materi Webinar ini berlangsung secara interaktif, dengan beberapa pertanyaan dari peserta selama sesi diskusi. Salah seorang peserta, seorang Kepala TK dari TK Raden Mas Bojonegoro, menyatakan bahwa materi yang disampaikan sangat relevan dengan tantangan pendidikan saat ini, terutama dalam mengintegrasikan teknologi dan nilai moral di lingkungan pendidikan anak usia dini. Peserta lain dari Jakarta juga mengapresiasi materi tentang computational thinking, yang dinilai memberikan perspektif baru tentang cara mengajarkan anak untuk berpikir logis tanpa harus bergantung pada teknologi canggih.
Acara ini ditutup dengan rangkuman dari moderator, yang menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini harus mampu mengintegrasikan berbagai aspek penting, mulai dari keterampilan abad 21 hingga nilai spiritual, untuk membentuk generasi masa depan yang unggul dan bermartabat. Para peserta juga mendapatkan sertifikat elektronik sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka dalam kegiatan ini.
Melalui keberhasilan penyelenggaraan webinar ini, S2 PAUD UNESA kembali menegaskan perannya sebagai salah satu pelopor pendidikan anak usia dini di Indonesia. Webinar ini diharapkan menjadi langkah awal untuk mendorong inovasi pendidikan yang lebih adaptif dan relevan dengan perkembangan zaman tanpa melupakan nilai-nilai luhur bangsa.
