Moderasi Beragama sebagai Kunci Membentuk Generasi Toleran dan Inklusif

Pendahuluan
Indonesia adalah bangsa yang kaya
akan keberagaman suku, agama, budaya, dan bahasa. Di tengah pluralitas ini,
moderasi beragama menjadi konsep penting untuk menjaga keharmonisan sosial.
Moderasi beragama, yang merujuk pada sikap keberagamaan yang tidak ekstrem,
menjadi fondasi dalam membangun generasi muda yang toleran, inklusif, dan mampu
hidup harmonis dalam keberagaman.
Seminar dan FGD dengan tema “Pendidikan Moderasi Beragama: Membangun Generasi Cerdas, Toleran, Anti Kekerasan, dan Beradab di Kampus yang dilaksanakan oleh Universitas Negeri Surabaya kemis 12 Desember 2024. Moderasi beragama bukan hanya keperluan lokal ataupun nasional tetapi keperluan internasional yang dibutuhkan semua negara, suku dan bangsa ungkap Prof. Dr. Yusuf Hanafi, M.Fil.I. Direktur sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Malang, beliau melanjutkan tantangan utama dari moderasi beragama adalah faham Radikalis (takfiri, dogmatis, brutal anarkis) dan faham Liberalis (unkonsisten dengan keyakinan agama) sehingga perlu kita pelajari dan kenali, bukan untuk mengikuti tapi untuk me-identifikasi dan membentengi diri dari faham tersebut. Prof. Dr. H. Muhammad Turhan Yani, M.A menambahkan bahwa Indonesia adalah negeri darussalam yang mana orang non muslim tidak boleh diganggu sebagaimana konsep fiqh dengan istilah Kafir Dzimmi, Direktur LPPM Universitas Negeri Surabaya ini menambahkan apalagi Indonesia berasaskan Pancasila yang menjadikan kita bersatu meskipun dalam keberbedaan. Selaras dengan Prof. Dr. Mutimmatul Faidah, S.Ag., M.Ag., menyampaikan Pancasila dan NKRI sebagai jimat pemersatu bangsa karena kesepakatan para pendiri bangsa menggunakan pancasila sebagai dasar negara melalui Riyadhoh, Mujahadah dan Muroqobah sehingga bisa kita rasakan hingga detik ini bagaimana pancasila menjadi penyelamat dari pecah belah, Direktur PPKS UNESA ini melanjutkan lihat negara-negara Arab perang saudara pecah belah bangsa. membahas pentingnya moderasi beragama bagi generasi muda, khususnya mahasiswa, sebagai agen perubahan yang dapat mempromosikan nilai-nilai toleransi di tengah masyarakat.
Apa Itu Moderasi Beragama?
Moderasi beragama adalah cara
pandang, sikap, dan praktik keberagamaan yang menghindari sikap ekstrem, baik
ekstrem kiri (liberal tanpa batas) maupun ekstrem kanan (radikal). Konsep ini
mendorong keseimbangan antara keyakinan pribadi dengan penghormatan terhadap
keyakinan orang lain. Moderasi beragama menjadi upaya untuk menciptakan
masyarakat yang saling menghormati dalam keberagaman.
Mengapa Moderasi Beragama Penting bagi Generasi Muda?
- Menghadapi Radikalisme dan Intoleransi
- Menanamkan
Nilai Toleransi
Moderasi
beragama menanamkan sikap menghargai perbedaan keyakinan, yang menjadi kunci
terciptanya masyarakat harmonis. Mahasiswa, sebagai agen perubahan, berperan
penting dalam menyebarkan nilai ini.
- Meningkatkan
Inklusivitas Sosial
Dalam lingkungan yang multikultural seperti Indonesia, moderasi beragama mendukung terciptanya ruang sosial yang inklusif, di mana setiap individu merasa dihargai tanpa diskriminasi. - Menyiapkan
Pemimpin Masa Depan yang Bijak
Generasi muda yang tumbuh dengan nilai moderasi beragama lebih siap menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana, mampu mengambil keputusan yang mempromosikan persatuan.
Strategi Membangun Generasi Toleran dan Inklusif melalui
Moderasi Beragama
- Pendidikan
Moderasi di Lingkungan Kampus
Perguruan tinggi dapat menjadi ruang pembelajaran moderasi beragama melalui kegiatan seperti seminar, diskusi lintas agama, dan program pengabdian masyarakat. - Pemanfaatan
Media Sosial secara Positif
Generasi muda dapat memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan moderasi, toleransi, dan perdamaian. - Dialog
Antariman
Kegiatan dialog antariman memungkinkan mahasiswa dari latar belakang agama yang berbeda untuk saling memahami keyakinan masing-masing. Hal ini memperkuat hubungan lintas agama dan mengurangi stereotip negatif. - Peran
Keluarga dan Masyarakat
Pendidikan moderasi beragama juga harus dimulai sejak dini di keluarga dan lingkungan masyarakat. Orang tua dan tokoh masyarakat berperan dalam memberikan teladan sikap toleransi.
Tantangan dalam Implementasi Moderasi Beragama
- Polarisasi
Sosial: Media sosial sering digunakan untuk menyebarkan narasi
kebencian yang memicu perpecahan.
- Kurangnya
Pemahaman Agama yang Komprehensif: Minimnya pendidikan agama yang
inklusif dapat menyebabkan pemahaman agama yang sempit.
- Keterbatasan
Ruang Dialog: Kurangnya forum untuk berdiskusi lintas agama dapat
menghambat terbentuknya pemahaman yang mendalam.
Kesimpulan
Moderasi beragama adalah kunci
dalam membentuk generasi muda yang toleran dan inklusif. Sebagai penerus
bangsa, generasi muda perlu memiliki pemahaman agama yang moderat agar mampu
menjadi pelopor perdamaian dan harmoni di tengah keberagaman. Dengan pendidikan
yang tepat, pemanfaatan teknologi yang bijak, serta dukungan dari keluarga dan
masyarakat, moderasi beragama dapat menjadi solusi untuk menjaga keutuhan
bangsa.
Moderasi beragama bukan hanya tentang keyakinan, tetapi
juga tentang kemanusiaan. Generasi muda yang moderat adalah harapan untuk masa
depan Indonesia yang lebih damai dan sejahtera.